DAZAI (Tak Segelap Malam)

DAZAI
(Tak Segelap Malam)

Aku Afan seorang anak desa kelahiran sunda di lahirkan dari keluarga sederhana dari desa kecil yang indah terletak di ujung selatan negeri ini, sejak kecil aku di ajarkan oleh orang tua ku agar tumbuh kuat untuk menghadapi kenyataan dan kepedihan dunia, sejak kecil aku di ajarkan untuk berathan hidup dan di ajarkan akan arti sebuah kesederhanaan.

Desa ku kecil tapi begitu indah, banyak sawah yang terbentang luas dan banyak sekali hewan ternak yang hilir mudik mencari makan dan bermain di iringi lagu dari anak-anak gembala yang begitu riang, disinilah aku di ajarkan kepemimpinan diajarkan kesabaran diajarkan arti bahwa aku bukanlah siapa-siapa dimata-NYa aku hanyalah secuil kehidupan yang dilahirkan agar aku mengikuti suratan takdir yang telah di gariskan oleh-NYa.

Aku memiliki seorang sepupu yang sudah aku angkat sebagai kakak sendiri, maklum aku juga anak sulung yang kelak akan menanggung beban keluarga, kakak ku ini yang selalu kupanggil Dazai artinya seseorang yang terhormat bagi desa , Dazai sangat berbeda dengan keluargaku, walau dia dibesarkan sejak kecil oleh kedua orang tua ku.



Semenjak tragedi 25 thn lalu desa ku terjadi bencana longsor dan menewaskan banyak warga termasuk ayah dan ibu Dazai, saat itu Dazai masih balita. Pada saat evakuasi ayah ku mencari saudaranya ( ayah dan Ibu Dazai ) tepat di reruntuhan rumah Dazai yang tertimbun tanah, saat itu ayah ku mendengar tangisan bayi di dalam tanah dan ternyata benar Dazai selamat karena dekapan kedua orang tuanya yang menyelamatkan nyawanya, pada saat itulah Dazai bagian dari keluarga kami.

Bagiku Dazai merupakan sosok panutan ku, dia hebat dalam berbicara, menguasai 8 bahas yang berbeda, pelatih silat, jago dan menguasai kitab kuning ( buku b.arab tanpa harokat), yang paling hebat lagi dia lulusan S2 Maroko dengan beasiswa full, setiap waktu pasti bermanfaat bagi dia, dari SD sampai SMA dia selalu juara kelas, S1 dan S2 selalu ber IPK 4. Lulus S2 di maroko mendapat gelar Ahli hadist dari ulama maroko pada usia 28 tahun, Aku bangga begitu juga dengan kedua orang tua ku.

Yang lebih kami banggakan, Saat ini Dazai membuat pondok pesantren entrepreneur di desa ku, padahal Dazai di tawari oleh sebagai kepala stap di kementrian agama tapi Dazai menolak dia ingin membangun Desanya dengan ilmu yang dia miliki, dan terbukti saat ini Dazai memiliki pondok Pesantren yang luar biasa dengan ribuan santri dari berbagai penjuru negri ini.

Aku banyak belajar dari Dazai kemana dia pergi aku selalu harus mengikuti, aku selalu mendapatkan pelajaran yang berharga dari cerita hidupnya atau dari ucapanya, hidupku saat ini bahagia ya memang, tapi kebahagiaan itu sirna saat aku mengenal CINTA.
First
0 Komentar